Syarat Menjadi Penyuting Naskah


Syarat Menjadi Penyuting Naskah

Dari tulisan sebelumnya, Memahami Dasar-Dasar Penyutingan Naskah saya menyambung pembahasan tentang penyuting naskah. Kiranya sobat muda ada yang ingin serius menekuni bidang ini.

Tidak semua orang bisa menjadi penyuting naskah. Sebab, untuk menjadi penyuting naskah ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan itu memiliki beberapa poin, berikut penjelasannya.

1.      Menguasai Ejaan
menguasai via emaze.com
Penguasaan ejaan bahasa Indonesia sesuai kaidah sangat penting bagi seorang penyuting naskah. Misalnya, harus memahami penggunaan huruf kecil dan huruf kapital, memahami penggalan kata (dari keragamannya), dan penggunaan tanda-tanda baca (titik, koma, dan lain-lain).  Semua itu dapat dipelajari dengan pedoman buku EYD (ejaan yang telah disempurnakan).

2.      Menguasai Tatabahasa
menguasai tatabahasa via sendy.idnblogger.com
Tidak berbeda dengan penguasaan ejaan, seorang penyuting naskah juga harus bisa menguasai bahasa indonesia dalam arti luas. Bukan berarti dituntut untuk menghafal semua arti kata dalam kamus bahasa Indonesia. Melainkan mampu mengetahui mana kalimat yang baik dan benar, dan mana kalimat yang salah dan tidak benar.
Selain itu, sering kali ditemukan kata-kata yang tidak baku, hal ini juga merupakan tugas seorang penyuting naskah. Bentuk-bentuk yang salah kaprah, pilihan kata yang keliru, atau kurang pas, dan sebagainya.

3.      Bersahabat dengan Kamus
bersahabat dengan kamu via gosumbar.com
Seorang penyuting naskah perlu akrab dengan kamus. Entah itu kamus satu bahasa maupun kamus dua bahasa. Dalam hal ini, tentu termasuk pula kamus istilah, leksikon dan ensiklopedia. Dengan kata lain, seorang yang enggan atau malas membuka kamus sebetulnya tidak cocok menjadi penyuting naskah.

4.      Memiliki Kepekaan Bahasa
kepekakan bahasa via udozkarzi.blogspot.co.id

Karena selalu berhubungan dengan ejaan, tatabahasa, dan kamus, seorang penyuting naskah pun dituntut untuk memiliki kepekaan bahasa. Artinya, harus tahu mana kalimat yang kasar dan kalimat yang halus; harus tahu mana kata yang perlu dihindari dan mana kata yang sebaiknya dipakai; harus tahu kapan kalimat atau kata tertentu digunakan atau dihindari.
Oleh sebab itu, seorang penyuting naskah mesti mengikuti tulisan pakar bahasa di media cetak. Di samping itu penyuting naskah perlu mengitkuti kolom bahasa di media cetak. Dan tentu mengikuti perkembangan bahasa Indonesia dari hari ke hari.

5.      Memiliki Pengetahuan Luas

memiliki pengetahuan luas via linkedin.com
Seorang yang malas membaca buku, koran, majalah atau sumber informasi lainnya, sebenarnya tidak cocok untuk menjadi seorang penyuting naskah. Seorang penyuting naskah akan sering menghadapi ide-ide baru yang terus berkembang, atau justru menghadapi sejarah yang dijadikan bahan karangan. Dunia tulis-menulis yang luar biasa luas, harus bisa dikuasai dengan pengetahuan yang cukup mumpuni oleh seorang penyuting naskah. Dengan itu, penyuting naskah bisa memahami ke arah mana karangan/tulisan di arahkan atau disesuaikan maknanya.

6.      Memiliki Ketelitian Dan Kesabaran

memiliki ketelitian dan kesabaran via kaskus.co.id
Salah satu kemampuan yang tidak kalah pentingnya untuk menjadi penyuting naskah adalah memiliki ketelitian dan kesabaran. Berbagai naskah yang dihadapi seorang penyuting tentu menguras tenaga dan pikiran, dengan kesabaran hal itu dapat memposisikan seorang penyuting untuk tetap fokus. Banyaknya naskah yang dikirimkan ke penerbit membuat kerja seorang penyuting naskah dituntut lebih teliti, artinya tidak meloloskan kalimat, kata, atau istilah yang keliru. Malah, sesudah menjadi pruf (cetak coba) pun, seorang penyuting naskah masih berurusan dengan kalimat-kalimat dan kata-kata. Penyuting naskah baru bisa lepas dari kalimat-kalimat dan kata-kata kalau naskah/pruf itu sudah disetujui untuk dicetak (fiat cetak).

7.      Memiliki Kepekaan terhadap SARA dan Pornografi

kepekaan terhadap SARA dan pornografi via rolereboot.org
Seorang penyuting naskah tentu harus tahu kalimat yang layak cetak, kalimat yang perlu diubah konstruksinya, dan kata yang perlu diganti dengan kata lain. Dalam hal ini, seorang penyuting naskah harus peka terhadap hal-hal yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (biasanya disingkat dengan SARA).
Kalau tidak peka, penerbit bisa rugi di kemudian hari. mengapa? Karena buku yang diterbitkan bisa dilarang beredar oleh yang berwenang, atau penerbitnya dituntut oleh pihak tertentu ke pengadilan. Di samping itu, seorang penyuting naskah pun harus peka terhadap hal-hal yang berbau pornografi. Sama halnya dengan persoalan SARA, hal-hal yang berbau pornografi pun dapat mengakibatkan sebuah buku dilarang beredar. Kejaksaan Agung RI mempunyai kriteria buku yang dilarang beredar di Indonesia dari dulu hingga sekarang (lihat Bab 6 bagian 5.2).

8.      Memiliki Keluwesan
keluwesan via detik.com
Seorang penyuting naskah haruslah dapat bersikap dan berlaku luwes (supel). Hal ini penting karena seorang penyuting naskah sering berhubungan dengan orang lain. Minimal penyuting naskah berhubungan dengan penulis/pengarang naskah. Dalam berhungan dengan pihak luar, seorang penyuting naskah bertindak sebagai duta atau wakil penerbit.
Oleh karena itu, penyuting naskah harus menjaga citra dan nama baik penerbit. Dalam hubungan dengan penulis naskah, penyuting naskah tentu harus bersedia mendengarkan berbagai pertaanyaan, saran dan keluhan. Dalam hal ini, sebaiknya penyuting naskah tidak menggurui. Apalagi kalau penulisnya seorang pakar atau berkedudukan tinggi. Dengan kata lain, seorang yang kaku tidaklah cocok menjadi penyuting naskah.

9.      Memiliki Kemampuan Menulis
kemampuan menulis via stikombinaniaga.ac.id
Kemampaun menulis juga mesti dimiliki seorang penyuting naskah, minimal mampu menyusun tulisan yang elementer. Sebab dalam keseharian, seorang penyuting naskah suatu saat harus menulis surat/imel kepada penulis atau calon penulis naskah, menulis ringkasan isi buku (sinopsis), atau menulis biografi singkat (biodata) penulis. Lagi pula, kemampuan menulis ini pun berguna dalam penyutingan naskah. Jika tidak tahu menulis kalimat yang benar, tentu kita pun akan sulit membetulkan kalimat orang lain.

10.  Menguasai Bidang Tertentu

menguasai bidang lain via dosenpendidikan.com
Hal ini tentu akan membantu keseharian penyuting naskah, misalnya, dapat menguasai ilmu bahasa, ilmu sastra, ilmu pendidikan, jurnalistik, biologi, geologi, matematika, teknologi, dan pertanian. Jadi, tugas penyuting naskah dapat terbantu dengan pengetahuan yang dimilikinya.

11.  Menguasai Bahasa Asing

menguasai bahasa asing via techno.id
Seorang penyuting naskah pun perlu menguasai bahasa asing yang paling sering digunakan di dunia internasional, yakni bahasa Inggris. Mengapa? Karena dalam menyuting naskah, seorang penyuting naskah akan berhadapan dengan istilah-istilah bahasa Inggris atau istilah-istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Di samping itu, perlu pula diketahui bahwa buku terjemahan yang paling banyak diterjemahkan di Indonesia adalah buku-buku yang berasal dari bahasa Inggris.
Akan lebih baik lagi jika menguasai bahasa lainnya juga, misalnya bahasa Latin, bahasa Belanda, bahasa Jerman, Bahasa Prancis, bahasa Arab dan sebagainya. Semakin banyak bahasa asing yang dikuasai penyuting naskah semakin baik.

12.  Memahami Kode Etik Penyuting Naskah
memahami kode etik via kompasiana

Seorang penyuting naskah perlu menguasai dan memahami kode etik penyutingan naskah. Dengan kata lain, penyuting naskah harus tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan dalam penyuting naskah. Untuk menghindari kesalahan langkah atau salah suting yang merugikan.

Demikian ulasan tentang syarat menjadi penyuting naskah. Poin demi poin yang mesti dipahami seorang penyuting naskah memiliki kegunaannya masing-masing dan keseluruhan poin merupakan tuntutan bagi seorang penyuting naskah.

Semoga membantu sobat muda, salam hangat saya.

Sumber: Buku Pintar Penyutingan Naskah karya Pamusuk Eneste



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

4 komentar

komentar
28 Mei 2016 pukul 17.41 delete

terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat

Reply
avatar
28 Mei 2016 pukul 18.10 delete

Terimakasih juga telah berkunjung.

Reply
avatar
29 Mei 2016 pukul 14.57 delete

makasih infonya, nambah pengetahuan

Reply
avatar
29 Mei 2016 pukul 16.47 delete

terima kasih kembali, senang mendengarnya :)

Reply
avatar

silakan berkomentar dengan santun, inspiratif dan tidak mengandung SARA...mari saling menginspirasi