Cara Membaca Puisi Sesuai Tema dan Teknik yang Benar


Cara Membaca Puisi Sesuai Tema dan Teknik yang Benar

Sobat muda setelah saya membahas berbagai ulasan tentang puisi kali saya akan membahas cara membaca puisi sesuai tema dan teknik yang benar.

Effendi (1973: 18) mengutarakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Bertolak dari pengetian tersebut, membaca puisi berarti memerlukan kesungguhan ekspresi. Ekspresi yang sejalan dengan tema puisi yang akan dibacakan. Pembacaan puisi dimaksudkan untuk menyampaikan pesan yang terkadung dalam puisi.

Beberapa sastrawan ternama pandai dalam menuliskan puisi tapi tidak begitu piawai membacakannya. Hanya beberapa nama saja yang mampu mendapat apresiasi atas karya dan kemahirannya. Seperti W.S. Rendra, beliau dikenal dengan teknik pembacaan puisi yang mampu “menyihir” para pendengar/penikmat puisi. Terutama saat beliau membacakan puisi-puisi yang bertemakan ketidakadilan.

Lain halnya dengan Sutardji Calzoum Bachri, beliau punya teknik membaca puisi yang unik dan mudah dikenali sebagai ciri khasnya. Gaya pembacaan puisi beliau banyak dilakukan dengan gaya teatrikal. Gaya yang mengundang decak kagum para penonton yang menyaksikannya.


Beberapa kemampuan apresiasi puisi memang perlu latihan tertentu. Alangkah baiknya bila kita mengunjungi tempat-tempat yang mengadakan pembacaan-pembacaan puisi. Misalnya acara malampuisi di daerah-daerah sobat.

Dan berikut adalah serangkaian pedoman atau cara membaca puisi yang perlu untuk dipelajari dan dilatih:

1.      Artikulasi
artikulasi via firda.hol.es
Pengucapan kata yang utuh dan jelas, membuat pembaca lebih bisa menyampaikan keutuhan makna. Bahkan perlu pengucapan yang fasih di setiap hurufnya.

2.      Diksi
diksi via kompasiana.com
Pengucapan kata demi kata (pilihan kata) dengan tekanan yang bervariasi (sesuai kandungan) dan cipta rasa yang ingin ditekankan.

3.      Tempo
tempo via licaodevida.com
Kegunanan tempo dalam pembacaan puisi, yaitu mengatur cepat lambatnya pengucapan pelafalan. Mengatur banyak-sedikitnya nafas dan tenaga yang diperlukan agar tidak kepayahan dan memberi dampak buruk dalam pembacaan puisi.

4.      Intonasi
intonasi via languageandbeyond.co.id

Intonasi sangat diperlukan dalam teknik membaca puisi. Tekanan (penenkanan) dan ketepatan kata hingga kalimat disesuaikan sehingga selaras dengan keseluruhan tema puisi.

5.      Jeda
jeda via gadisinstan.com
Pemenggalan sebuah kata atau kalimat dalam puisi. Mengatur keberlangsungan alur pembangun puisi, seakan terjadi/terdapat suasana.

6.      Pernafasan
pernafasan via reps-id.com
Seperti halnya bernyanyi, teknik yang baik dalam membaca puisi adalah menggunakan pernafasan perut. Agar nafas lebih panjang dan terjaga.

7.      Dinamika
dinamika 
Lemah kerasnya suara harus sampai kepada penonton. Kita mesti mengetahui (setidaknya) suatu dinamika yang prima dengan mengatur rima dan irama, naik turunnya kekuatan suara dan keras lembutnya diksi, dan terutama menjaga harmoni atau pun keselarasan di saat naik turunnya nada suara.

8.      Penampilan
penampilan (Rendra)
Keberhasilan suatu penampilan bisa diketahui dari tingkah lakunya, dari kegelisahan yang ditampilakan di atas panggung. Penyampaian puisi perlu penampilan yang siap dan tidak gugup.

9.      Gerak
gerak (Sutardi) via cabiklunik.blogspot.com
Gerak seseorang pembaca puisi harus dapat diselaraskan dengan kandungan puisi. Bahasa tubuh bisa membentuk ekspresi. Membentuk rangkaian gaya yang tentu harus menarik minat penonton dan sepadan.

10.  Ekspresi
ekspresi (Bung Karno) via rosodaras.wordpress.com
Penghayatan dalam membaca puisi sangat menetukan keserasian isi puisi. Ekspresi seorang pembaca mesti total, tidak terkesan dibuat-buat. Kesungguhan ekspresi dapat dirasakan penonton sebagai cipta karya yang impresif.


11.  Komunikasi
komunikasi via iwanteducation.blogspot.com
Kita wajib memahami penonton dalam membaca puisi. Artinya, harus bisa memberikan sentuhan, semacam dialog. Menceritakan, melantunkan sehingga mampu mendapat perhatian penonton bahkan mampu menggetarkan perasaan penonton.

12.  Konsentrasi
konsentrasi via www.futuready.com
Pemusatan pikiran terhadap keseluruhan isi puisi, membantu pembaca puisi menyampaikan puisi secara tepat. Tidak keluar dari kandungan puisi yang dimaksudkan.

Demikianlah pembahasan saya. Semoga apresiasi sastra senantiasa membuat kita lebih menghargai hidup ini dan tentu lebih menghargai sesama.

Salam hangat

Diolah dari berbagai sumber.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

silakan berkomentar dengan santun, inspiratif dan tidak mengandung SARA...mari saling menginspirasi