7 Kesalahan Penulis Muda


7 Kesalahan Penulis Muda
7 kesalahan menulis via bibliotika.com
Menulis adalah perihal yang sebenarnya tidak sulit, tapi juga tidak mudah. Menulis seperti halnya saat kita ngobrol dengan teman untuk berbagi cerita. Menuangkan bahasa, menyusun pengalaman kita lewat kata-kata, menyampaikan pesan sekaligus perasaan yang memerlukan segenap ketekunan.

Banyak penulis populer yang menginspirasi, memberikan semangat, memberikan panduan menulis secara tersirat maupun tersurat. Dan para penulis muda (seperti saya) ingin mengikuti kesuksesan tersebut. Namun sebelum itu, pahami kesalah-kesalahan kepenulisan  yang sebaiknya dihindari berikut ini;

1.      Paragraf pembuka yang tidak menarik.
paragraf pembuka yang tidak menarik via hallosehat.com
    Pembaca lebih sering menilai atau memiliki daya tarik saat membaca paragraf awal. Bila kalimat-kalimat dalam paragraf awal biasa saja, pembaca cenderung malas untuk melanjutkan paragraf berikutnya.

2.  Alur/jalan cerita tidak jelas
alur/jalan cerita tidak jelas 
     Alur cerita sangat menentukan kebaikan tulisan. Alur cerita berperan menghidupkan suasana cerita, memainkan setiap adegan yang dideskripsikan menjadi hidup.

3.  Ejaan bahasa yang salah
ejaan bahasa yang salah

     Kesalahan ejaan bahasa seringkali merubah makna.  Merubah maksud penulis. Misal, kalimat perintah dengan menggunakan tanda tanya (?), atau sebaliknya. Ejaan kata yang salah. Diksi yang tidak sesuai. Kesalah-kesalah itu, menjunjukan ketidak seriusan penulis, dan pengetahuannya yang minim.

4.   Tema yang dipilih terlalu absurd.
tema yang dipilih terlalu absurd
     Kadang penulis muda bermaksud membuat cerita yang jarang didengar, atau belum pernah ada sebelumnya, akan tetapi terlampau jauh. Harapannya terlalu liar, sehingga pembaca sangat sulit mengerti.

5.    Membuat tema yang tidak dikuasai
membuat tema yang tidak dikuasai via 

     Penulis yang tidak menguasai tema tulisan sendiri bisa dikatakan penulis yang ambisius. Atau mungkin sekadar ikut-ikutan tema yang sedang populer tapi tidak mendalamninya terlebih dahulu. Jadi keseluruhan cerita terasa hambar.

6.    Cerita yang kabur
cerita yang kabut via amhaaurora.blogspot.com
     Dari mulai paragraf awal hingga paragraf akhir tidak mengandung cerita yang utuh. Korelasi antar maknanya tidak jelas. Biasa ini terjadi karena terlalu banyak mencampurkan ide-ide secara berlebihan, sehingga benang merah cerita terhalang, atau bahkan hilang.

7. Tidak melakukan editing.
tidak melakukan editing via bukuindie.com
     Seorang penulis yang baik harus melakukan editing atau memahami dasar penyutingan naskah sebelum karyanya dikirim kepada editor. Kesungguhan dalam menulis memerlukan editing. Sebab, proses editing bisa memperbaiki kesalahan penulisan, mengubah kalimat untuk lebih efektif, atau lebih enak dibaca, dan memperbaiki kesalahan dasar lainnya.

Demikian materi yang singkat ini, namun memiliki kegunaan yang paling mendasar untuk menulis. Semoga membantu dan saling mengoreksi. 
          
Meskipun kita muda, kita juga manusia yang tidak lepas dari kesalahan. Alangkah baiknya untuk kita saling mengingatkan bukan? (hehee) Masa muda memang masa yang asik untuk belajar, dan belajar.


Sekian, salam inspirasi. 

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

2 komentar

komentar
9 Mei 2016 pukul 02.21 delete

artikelnya menarik, sebagian besar penulis memang menghindari kesalahan ini. makasih untk sharingnya

Reply
avatar
9 Mei 2016 pukul 21.06 delete

terima kasih. semoga bisa membantu dan menginspirasi.

Reply
avatar

silakan berkomentar dengan santun, inspiratif dan tidak mengandung SARA...mari saling menginspirasi